Cari-cari

Sabtu, 04 Juli 2009

Mother, I Love You

Seorang anak mendatangi ibunya yang sedang sibuk menyiapkan makan malam didapur. Ia menyerahkan secarik kertas kepada ibunya. Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek yang menempel didadanya, ia mulai membaca daftar yang tertulis dikertas itu.

> ongkos memotong rumput biayanyaRp. 10,000,-
> ongkos membersihkan kamar biayanya Rp. 2,500,-
> ongkos belanja keperluan di toko biaya Rp. 2,500,-
> ongkos menunggu adik ketika Ibu keluar biayanya Rp. 2,500,-
> ongkos membuang sampah biayanya Rp. 2,500,-
J u m l a h Rp. 20,000,-

Sang Ibu menatap wajah anaknya sejenak, lalu membalik kertas tersebut dan mulai menulis:

> 9 bln lebih aku membawamu kesana-kemari dalam kandungan tempat
engkau tumbuh semakin besar biaya Rp. GRATIS
> bertahun-tahun aku membesarkanmu biayanya Rp. GRATIS
> berulang kali aku melek malam krn merawatmu biayanya Rp. GRATIS
> Do'a dan air mataku untuk keselamatanmu biayanya Rp. GRATIS
> semua kebutuhanmu termasuk membersihkan ingusmu biayanya Rp. GRATIS
> Nak... kalau semua engkau jumlahkan, biaya kasih
sayangku kepadamu biayanya Rp. GRATIS

Meneteslah air mata si anak. Ia lalu memeluk ibunya, "Ibu, Aku Mencintaimu"

Kurang lebih demikianlah cerita yang banyak beredar di Internet atau lingkungan sekitar kita. Saya tidak tahu kebenaran cerita itu, tetapi memang demikianlah sifat seorang ibu: selalu memberi tanpa mengharap balasan.

Sudahkah diantara kita yang berani berkata telah berbakti kepada orantua?
Kita sering bersikap kurang ajar kepada mereka, bahkan sejak usia dini, sejak kita berupa janin.
Berapa kali kita menyepak dan menendang perut ibu kita? tapi apakah ia marah atas perbuatan kita itu? Saya yakin, kita semua tahu jawabannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar